iklan 336x280
iklan link responsive
iklan 336x280
iklan link responsive
Baca Juga
Dokter diabetologist dan endocrinologist, Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, dr Johanes Purwoto, Sp.PD-KEMD mengatakan bagi orang yang sudah terkena diabetes, baiknya menjaga betul kesehatan di bulan suci ini agar kesehatannya tetap terjaga, khususnya gula darah. Namun bila tidak, hal ini justru membahayakan si penderita sendiri.
“Sebelum memutuskan untuk berpuasa atau tidak, ada baiknya lakukan pengecekan gula darah secara reguler ke dokter atau rumah sakit, demi mencegah kondisi semakin memburuk dan cepat mendapat penanganan. Kalau sebelum bulan puasa membaik, boleh puasa. Tapi kalau tidak, disarankan jangan karena gulanya bisa jadi tinggi dan rendah. Ini cukup rawan,” ujar sang dokter pada keterangannya Rabu (31/5).
Namun kalau sudah tidak keburu dan sudah berpuasa, periksa glukosa darah lebih sering. Waktu periksa yang tepat adalah saat tubuh merasa lemah atau tidak enak. Penderita diabetes masih dapat hidup hampir seperti orang normal apabila gula darah tetap terkontrol.
Batas normal gula darah seseorang adalah 70-130 mg/dL (miligram/deciliter). Kalau kurang dari 90 mg/dL di sore hari dinilai sudah harus berhati-hati, apalagi kurang dari 70 mg/dL, baiknya dibatalkan karena tubuh akan semakin drop bila dipaksakan. Ini dikarenakan tak adanya asupan makanan sehingga gula terlalu rendah.
Namun diabetas juga dianggap berbahaya bila sudah ada diambang 126-300 mg/dL. Untuk itu, dihimbau perlu disiasati kadar gula darah bagi diabetes selama puasa. Diabetas terbagi 4 tipe yakni resiko rendah (masih terkendali), sedang, tinggi dan paling tinggi sehingga memerlukan obat keras atau insulin.
Namun ada juga orang yang malas memeriksa glukosa darah dan menganggap tubuhnya baik-baik saja. Bila sudah ada tanda-tanda gula darah drop, kurang fokus, banyak berkeringat seperti di tangan, jantung berdebar lebih kencang, wajib memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit. Penderita diabetes yang sudah memerlukan obat akan membuat irama jantung terganggu.
“Bila anda sudah alami hal-hal tersebut, segera batalkan puasa dengan dengan yang manis. Bisa langsung menelan gula pasir dengan air, teh manis, jus manis, minuman manis. Tapi kalau kadar gulanya tinggi, jangan sampai kekurangan cairan karena bisa membuat darah kental sehingga merembet ke jantung dan berakibat pada penyakit struk,” ungkap dr Purwoto.
Dokter menyarankan saat berbuka puasa boleh minum yang manis, namun jangan terlalu berlebihan karena memicu diabetas jadi resiko tinggi. Minumlah 8 gelas per hari dan diatur waktunya. Tetapi ini juga melihat ukuran tubuh dan jenis pekerjaan seseorang ada di lapangan atau di kantor saja. Hindari kopi dan teh karena menguras cairan dalam tubuh dan membuat tubuh buang air kecil terus menerus.
“Selain berbuka dengan yang manis, tubuh kita perlu sayur dan buah segar, perbanyak serat, kurangi lemak daging sapi atau kambing dan lebih baik daging ayam tanpa kulit atau ikan. Sumber karbohidrat yang dianjurkan beras (nasi) merah, roti gandum yang yang berbiji-biji,” terangnya.
Sementara untuk sumber protein bisa dari telur namun kuningnya dibatasi. Kacang-kacangan pun baik. Hindari sumber lemak jahat seperti santan dan gorengan. Yang sehat adalah minyak zaitun atau buah zaitun. Sumber lemak baik ada pada buah alpukat.
Setelah tarawih tidak dianjurkan makan makanan sumber karbohidrat kembali seperti nasi. Sebaiknya sayur dan buah-buahan saja. Namun bila tetap masih ingin makan yang mengenyangkan bisa dengan roti gandum.
“Begitu juga dengan olahraga. Ada baiknya periksa dulu karena biasanya setelah berolahrga bisa membuat glukosa tinggi. Olahraga yang dianjurkan adalah aerobik, sepeda santai dan jogging. Obat paling murah untuk penderita diabetes adalah diet dan olahraga teratur dengan sering memeriksakan diri,” tutup dokter Purwoto dari Siloam Hospital Lippo Village ini. [H-15]
Jaga Gula Darah Selama Bulan Puasa
4/
5
Oleh
admin